Dua Pemimpin Besar Dunia JFK dan Soekarno
Foto: JFK Library
|
Dunia mengenal banyak pemimpin besar. Mulai dari Nabi Muhammad saw. yang berhasil menjadi pemimpin agama, panglima perang, dan seorang raja sekaligus. Di zaman modern kita mengenal Nelson Mandela yang dengan gigih menghapuskan Apartheid (rasisme). Kemudian bapak bangsa kita Ir. Soekarno sang Proklamator yang dicintai rakyatnya. Bahkan kabarnya, saking dicintainya, sampai-sampai jika dia ada di antara kerumunan rakyat, mobil yang dinaikinya tak perlu dinyalakan karena rakyat akan mendorong mobil itu beramai-ramai.
Lalu apa saja karakter utama yang biasanya dimiliki oleh pemimpin besar? Setidaknya terdapat 50 karakter yang penting dimiliki agar dapat menjadi pemimpin hebat. Namun berikut adalah 7 karakter utama seorang pemimpin besar:
1. Memiliki Visi
Steve Jobs: Pimpinan, Pendiri, dan CEO Apple Gambar: Like Success |
Karakter inilah yang membedakan antara seorang leader dengan manager. Visi yang jelas membuat seseorang istimewa. Karakter inilah yang mengubah “transactional manager” menjadi “transformational leader”. Jika para manager hanya menyelesaikan apa yang harus diselesaikan, lain halnya dengan seorang leader. Mereka meyentuh hati para bawahannya.
Kita bisa melihat Muhammad saw. memiliki visi yang jelas untuk memperbaiki kehidupan umat manusia terutama dari segi spiritual dan budi pekerti. Sementara Nelson Mandela bercita-cita menghapuskan diskriminasi karena perbedaan ras kulit hitam dan kulit putih. Adapun bapak bangsa kita, Soekarno, bervisi untuk membebaskan bangsanya dari kolonialisme yang terjadi selama ratusan tahun. Semua tokoh tersebut memiliki dukungan yang sangat besar dari orang-orang di sekitarnya.
2. Keberanian
Keberanian berati kemamuan untuk mengambil beragam resiko demin mencapai tujuan tanpa adanya jaminan akan berhasil atau tidak. Di dalam kehidupan ini memang tak ada yang pasti. Setiap komitmen yang kita buat dan setiap tindakan yang kita lakukan pasti memiliki resiko, kecil maupun besar. Di antara tujuh karakter, menurut Brian Tracy, keberanian adalah sifat yang paling dapat diidentifikasi.
Nelson Mandela bersama PM Inggris Margaret Thatcer Foto: Russell Boyce /Reuters |
3. Integritas
Zig Ziglar mengatakan “Dengan integritas, kita tak punya hal yang ditakuti, karena tak ada yang kita sembunyikan. Dengan integritas, kita akan melakukan hal yang benar, sehingga kita tak punya salah apa pun.”
Dalam konteks perusahaan, menurt Brian Tracy, saat dia melakukan perencanaan startegis bersama dengan perusahaan kecil maupun besar, nilai yang paling penting yang disepakati bersama oleh para eksekutif di perusahaan mereka adalah integritas. Selalu penuh kejujuran dalam melakukan semua hal adalah hal yang sangat penting baik secara internal maupun eksternal.
Kita tentu tak ingin bekerja di tempat dengan pimpinan yang membiarkan kebohongan mengakar di dalam institusinya. Kita juga tidak akan merasa nyaman berkarya bagi institusi yang membohongi publik. Kesesuaian antara apa yang diucapkan dan yang dilaukan akan menghasilkan kepercayaan.
4. Kerendahan Hati
Kerendahan hati menghasilkan kepemimpinan yang efektif. Larry Bossidy, mantan CEO Honeywell dan penulsi buku Execution mengatakan bahwa dengan menahan ego kita akan melihat sebuah masalah dengan lebih realistis. Kita akan belajar untuk mendengarkan, dan mengakui bahwa kita tak punya semua jawaban terhadap suatu masalah. Kita menunjukkan sikap bahwa kita adalah orang yang mau belajar dari siapa pun, kapan pun. Kebanggan diri tidak menjadi penghalang bagi kita untuk memperoleh informasi demi mendapatkan hasil yang terbaik. Kerendahan hati juga membuat kita memberikan penghargaan yang memang seharusnya diberikan. Kerendahan hati membuat kita menyadari kesalahan kita.
Kerendahan hati bukan berarti kita lemah atau tak percaya diri. Hal itu berarti kita memiliki kepercayaan diri dan kesadaran diri untuk menyadari kelebihan dari orang lain tanpa merasa terancam. Salah satu contoh pemimpin yang rendah hati di era modern adalah mantan presiden Uruguay, Jose “Pepe” Mujica. Seorang kepala negara yang memilih hidup sederhana karena alasan yang benar.
Jose “Pepe” Mujica: Presiden Termiskin di Dunia Foto: VYCSmile |
Henry Mintzberg mengatakan “Startegi bukanlah akibat dari perencanaan, namun sebaliknya: itu adalah awal.” Pemimpin besar sangat luar biasa dalam melakukan perencanaan startegis. Mereka mampu mengantisipasi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Mantan pemimpin dan CEO IBM, Lou Gerstner, pernah mengatakan bahwa “tidak penting srategi apa yang kamu miliki, selama kamu memilikinya”. Sementara Presiden Amerika Serikat, Dwight Eisenhower, dalam kata bijak kemiliterannya “Rencana itu tidak penting. Perencanaan itulah segalanya”. Meskipun dia tak menemukan banyak kegunaan dari rencana-rencana tersebut, perencanaan tetap merupakan hal yang sangat diperlukan.
Ilustrasi Perencanaan Strategis Gambar: Associations Now |
Para leader hebat selalu fokus pada tujuan yang ingin dia capai meskipun banyak hal yang trejadi di sekitar mereka. Mereka berfokus terutama pada hal yang positif dalam kehidupan mereka. Seorang pemimpin yang luar biasa juga perlu mengarahkan anak buahnya untuk tetap fokus pada cita-cita yang ingin diraih.
Jack Ma: Pendiri Alibaba Group Foto: Business Insider |
7. Kerja Sama
Ilustrasi Kerja Sama Foto: ASME |
Menurut Brian Tracy, ada aturan yang disebut aturan 80/20. Maksudnya, 20% anak buah kita berkontribusi terhadap 80% hasil yang kita dapatkan. Kemampuan seorang pemimpin untuk memilih orang-orang tersebut dan kemudian berkerja dengan baik bersama mereka adalah sengat esensial untuk kelancaran fungsi organisasi. Dalam kehidupan sebagai seorang pemimpin, kita selalu memiliki pilihan yaitu melakukannya sendiri atau meminta seseorang melakukannya untuk kita.
Diolah dan dikembangkan dari pendapat Brian Tracy dan sumber lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar